Mendiskripsikan Pendidikan antara
Masyarakat Tradisional dan Masyarakat Modern
Untuk
memenuhi Tugas Sosiologi Pendidikan Bu Ely Kisminy
Nama : Mariyatul kibtiyah
NIM : 3401411182
Makul : Sosiologi Pendidikan
Rombel : 3
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2012
Mendiskripsikan Pendidikan antara
Masyarakat Tradisional dan Masyarakat Modern
Pendidikan merupakan suatu proses,
dimana proses tersebut dapat berlangsung dimana dan kapan saja, tidak hanya
dalam lingkungan yang formal seperti di sekolah atau kampus karena pendidikan
tidak hanya sekolah atau kuliah. Perkembangan seseorang mulai dari kecil,
remaja sampai dewasa, di sekolah, di masyarakat dan di rumah merupakan proses
pendidikan yang menyeluruh.
A. Pendidikan tradisional (konsep lama) sangat
menekankan pentingnya penguasaan bahan pelajaran. Menurut konsep ini rasio
ingatanlah yang memegang peranan penting dalam proses belajar di sekolah
(Dimyati Machmud, 1979 : 3). Pendidikan tradisional telah menjadi sistem yang dominan
di tingkat pendidikan dasar dan menengah sejak paruh kedua abak ke-19, dan
mewakili puncak pencarian elektik atas satu sistem terbaik.
Masyarakat tradisional mempunyai
pengetahuan yang kurang terspesialisasi dan sedikit keterampilan yang diajarkan
membuat mereka tiada keperluan rasanya untuk menciptakan institusi yang
terpisah bagi pendidikan sepeti sekolah. Sebagai gantinya anak-anak memperoleh
warisan budaya dengan mengamati dan meniru orang dewasa dalam berbagai kegiatan
seperti upacara, berburu, pertanian dan panen.
Dalam kebudayaan masyarakat
sederhana agen pendidikan yang formal termasuk di dalamnya kelauarga dan
kerabat. Sedangkan sekolah muncul relative terlambat dalam lingkungan
masyarakat sederhana. Adapun beberapa kondisi menurut Imran Manan (1989 : 57)
yang mendorong timbulnya lembaga pendidikan (sekolah) dalam masyarakat
sederhana adalah :
1. Perkembangan
agama dan kebutuhan untuk mendidik para calon ulama, pendeta, dll.
2. Pertumbuhan
dari dalam (lingkungan masyarakat itu sendiri) atau pengaruh dari luar.
3. Pembagian
kerja dalam masyarakat yang menuntut keterampilan dan dan teknik khusus.
4. Konflik
dalam masyarakat yang mengancam nilai-nilai tradisional dan akhirnya menuntut
pendidikan untuk menguatkan penerimaan nilai-nilai warisan budaya.
Ciri utama pendidikan tradisional termasuk :
1. anak-anak biasanya dikirim ke sekolah di dalam wilayah geografis distrik tertentu,
2. mereka kemudian dimasukkan ke kelas-kelas yang biasanya dibeda-bedakan berdasarkan umur,
3. anak-anak masuk sekolah di tiap tingkat menurut berapa usia mereka pada waktu itu
4. mereka naik kelas setiap habis satu tahun ajaran,
5. prinsip sekolah otoritarian, anak-anak diharap menyesuaikan diri dengan tolok ukur perilaku yang ada
6. guru memikul tanggung jawab pengajaran, berpegang pada kurikulum yang sudah
ditetapkan
7. sebagian besar pelajaran diarahkan oleh guru dan berorientasi pada teks,
8. promosi tergantung pada penilaian guru,
9. kurikulum berpusat pada subjek pendidik,
10. bahan ajar yang paling umum tertera dalam kurikulum adalah buku-buku teks
Pendidikan Tradisional :
a. Guru berbicara murid menyimak
b. One man show dimana guru menjadi satu-satunya pelaku pendidikan
c. Tatanan bangku berurut
d. Masih diberlakukan bentuk hukuman fisik bagi siswa yang tidak taat
a. Guru berbicara murid menyimak
b. One man show dimana guru menjadi satu-satunya pelaku pendidikan
c. Tatanan bangku berurut
d. Masih diberlakukan bentuk hukuman fisik bagi siswa yang tidak taat
B. Masyarakat modern
Masyarakat modern adalah masyarakat
yang menempatkan mesin dan teknologi pada posisi yang sangat penting dalam
kehidupannya sehingga mempengaruhi ritme kehidupan dan norma-norma. Sebagian
besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai peranan
kunci dalam mencapai tujuan sosial Pemerintah bersama orang tua telah
menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan sceara besar-besaran untuk
kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai
tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan seperti rasa
hormat kepada orang tua, kepada pemimpin kewajiban untuk mematuhi hukum-hukum
dan norma-norma yang berlaku, jiwa patriotisme dan sebagainya.
Dalam masyarakat modern,
pendidikan memegang peranan sangat penting dalam hal meningkatkan kecerdasan
dan keterampilan.
Dengan pengetahuan yang cukup tinggi,
masyarakat akan mempunyai pandangan yang cukup luas, mampu mengantisipasi
kehidupan masa mendatang dan melakukan perbaikan kehidupan dengan
memperkenalkan norma social yang baru yang dapat menjawab tantangan masa
mendatang. Jadi pengetahuanlah yang menjadi modal utama bagi masyarakat modern
untuk tetap eksis dalam situasi dan kondisi peradaban modern.
Untuk mencapai tujuan tersebut mereka
menyediakan fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat yang rendah hingga
yang tinggi disamping pendidikan keterampilan khusus lainnya. Kelangsungan
pendidikan ini diatur oleh pranata social baik pendidikan yang diselenggarakan
pemerintah maupun oleh swasta. Karena peranan pendidikan ini sangat vital dalam
menentukan kehidupan masa mendatang, maka penyelenggaraannya sangat terpelihara
dan mendapat dukungan masyarakat. Warga masyarakat modern umumnya menikmati
pendidikan sekolah mulai dari tingkat dasar, menengah maupun tinggi.
Peranan pendidikan keluarga tetap terpelihara dengan baik khususnya dalam membentuk kepribadian seseorang sedangkan pengembangan pengetahuan dan keterampilannya, peranan pendidikan sekolahlah yang makin berperan.
Peranan pendidikan keluarga tetap terpelihara dengan baik khususnya dalam membentuk kepribadian seseorang sedangkan pengembangan pengetahuan dan keterampilannya, peranan pendidikan sekolahlah yang makin berperan.
Pendidikan Modern :
a. Guru sebagai fasilitator
b. Peserta didik juga pelaku pendidikan
c. Memanfaatkan perkembangan media pembelajaran
d. Tidak melakukan hukuman fisik
e. Tempat pembelajaran bisa dimana saja
a. Guru sebagai fasilitator
b. Peserta didik juga pelaku pendidikan
c. Memanfaatkan perkembangan media pembelajaran
d. Tidak melakukan hukuman fisik
e. Tempat pembelajaran bisa dimana saja
Dalam masyarakat modern pendidikan
memisahkan anak dari orang tuanya untuk memperoleh ketampilan (ilmu pengetahuan
dan teknologi) serta akan membutuhkan waktu yang lebih panjang dari pada
masyarakat sederhana. Dengan didirikannya lemabaga-lembaga formal (sekolah)
membuat mereka lebih banyak terpisah dengan lingkungan masyarakat nmereka
sedniri. Hal ini mengakibatkan anak-anak dalam masyarakat meodern akan terasing
dengan lingkungan masyarakatnya yang pada akhirnya akan mengurangi kepedulian
diantara mereka.
Dalam masyarakat modern pengetahuan
yang akan diajarkan akan membutuhkan seorang tenaga pengajar yang professional.
Hal ini berimplikasi dengan cara pandang mereka bawah mereka akan dapat memetik
keuntungan ataupun kerugian dari spesialisasi, pengetahuan dan keahlian yang
telah mereka kuasai.
Dengan adanya tenaga-tenega
professional, lembaga formal, serta sarana-dan parsaran yang memadai akan
melahirkan masyarakat modern yang juga akan memiliki kaulifikasi atau
kompetensi sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam perencanaan
pembelajaran.
Akan tetapi kebanyakan tenaga
pengejar (guru) dalam masyarakat modern cenderung mangajarkan sesuatu kepada
muridnya jauh dengan realita yang ada. Sebagai contoh seorang guru bidang
ekonomi yang mengajarkan cara menjadi manager keuangan, tidak akan terlibat
langsung menjadi manager keuangan. Hal ini berimplikasi kepada jauhnya sesuatu
apa yang mereka pelajari dari diri dan lingkungan mereka sendiri.
Anak-anak dalam masyarakat modern
cenderung berada dibawah tekanan yang besar dari orang tua dan guru-gurunya
untuk menguasai pelajaran yang ditentukan dan dalam waktu yang telah
ditentukan. Gejala ini akan berpotensi menimbulkan gejala kelainan mental jika
hasil yang akan dicapai terlalau berat dibandingkan dengan kemampuan anak.
Pendidikan juga diharapkan untuk
memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan
dan pembangunan politik, ekonomi, sosial dan pertahanan keamanan. Pendek kata
pendidikan dapat diharapkan untuk mengembangkan wawasan anak terhadap ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan secara tepat dan
benar, sehingga membawa kemajuan pada individu masyarakat dan negara untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional.
Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam
masyarakat ada bermacam-macam pendapat, di bawah ini disajikan tiga pendapat
tentang fungsi pendidikan dalam masyarakat.
Wuradji (1988) menyatakan bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi sosialisasi,
2. Fungsi kontrol sosial,
3. Fungsi pelestarian budaya Masyarakat,
4. Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja,
5. Fungsi seleksi dan alokasi,
6. Fungsi pendidikan dan perubahan sosial,
7. Fungsi reproduksi budaya,
8. Fungsi difusi kultural,
9. Fungsi peningkatan sosial, dan
10. Fungsi modifikasi sosial.
Wuradji (1988) menyatakan bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi sosialisasi,
2. Fungsi kontrol sosial,
3. Fungsi pelestarian budaya Masyarakat,
4. Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja,
5. Fungsi seleksi dan alokasi,
6. Fungsi pendidikan dan perubahan sosial,
7. Fungsi reproduksi budaya,
8. Fungsi difusi kultural,
9. Fungsi peningkatan sosial, dan
10. Fungsi modifikasi sosial.
Fungsi pendidikan dalam masyarakat itu sebagai berikut:
1. fungsi sosialisasi,
2. fungsi seleksi, latihan dan alokasi,
3. fungsi inovasi dan perubahan sosial,
4. fungsi pengembangan pribadi dan sosial
(Jeanne H. Ballantine, 1983, p. 5-7).
Meta Spencer dan Alec Inkeles (1982) menyatakan bahwa fungsi pendidikan dalam masyarakat itu sebagai berikut:
1. memindahkan nilai-nilai budaya,
2. nilai-nilai pengajaran,
3. peningkatan mobilitas sosial,
4. fungsi stratifikasi,
5. latihan jabatan,
6. mengembangkan dan memantapkan hubungan hubungan sosial
7. membentuk semangat kebangsaan,
8. pengasuh bayi.
1. fungsi sosialisasi,
2. fungsi seleksi, latihan dan alokasi,
3. fungsi inovasi dan perubahan sosial,
4. fungsi pengembangan pribadi dan sosial
(Jeanne H. Ballantine, 1983, p. 5-7).
Meta Spencer dan Alec Inkeles (1982) menyatakan bahwa fungsi pendidikan dalam masyarakat itu sebagai berikut:
1. memindahkan nilai-nilai budaya,
2. nilai-nilai pengajaran,
3. peningkatan mobilitas sosial,
4. fungsi stratifikasi,
5. latihan jabatan,
6. mengembangkan dan memantapkan hubungan hubungan sosial
7. membentuk semangat kebangsaan,
8. pengasuh bayi.
Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling
melengkapi antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain.
1. Fungsi Sosialisasi.
Di dalam masyarakat pra industri,
generasi baru belajar mengikuti pola perilaku generasi sebelumnya tidak melalui
lembaga-lembaga sekolah seperti sekarang ini. Pada masyarakat pra industri
tersebut anak belajar dengan jalan mengikuti atau melibatkan diri dalam
aktivitas orang-orang yang telah lebih dewasa.
Anak-anak mengamati apa yang mereka lakukan, kemudian
menirunya dan anak-anak belajar dengan berbuat atau melakukan sesuatu sebagaimana
dilakukan oleh orang-orang yang telah dewasa. Untuk keperluan tersebut
anak-anak belajar bahasa atau simbol-simbol yang berlaku pada generasi tua,
menyesuai kan diri dengan nilai-nilai yang berlaku, mengikuti pandangannya dan
memperoleh keterampilan-keterampilan tertentu yang semuanya diperoleh lewat
budaya masyarakatnya.
Di dalam situasi seperti itu semua orang dewasa adalah
guru, tempat di mana anak-anak meniru, mengikuti dan berbuat seperti apa yang
dilakukan oleh orang-orang yang lebih dewasa.
Mulai dari permulaan, anak-anak telah dibiasakan berbuat sebagaimana dilakukan oleh generasi yang lebih tua. Hal itu merupakan bagian dari perjuangan hidupnya. Segala sesuatu yang dipelajari adalah berguna dan berefek langsung bagi kehidupannya sehari-hari. Hal ini semua bisa terjadi oleh karena budaya yang berlaku di dalam masyarakat, di mana anak menjadi anggotanya, adalah bersifat stabil, tidak berubah dan waktu ke waktu, dan statis.
Mulai dari permulaan, anak-anak telah dibiasakan berbuat sebagaimana dilakukan oleh generasi yang lebih tua. Hal itu merupakan bagian dari perjuangan hidupnya. Segala sesuatu yang dipelajari adalah berguna dan berefek langsung bagi kehidupannya sehari-hari. Hal ini semua bisa terjadi oleh karena budaya yang berlaku di dalam masyarakat, di mana anak menjadi anggotanya, adalah bersifat stabil, tidak berubah dan waktu ke waktu, dan statis.
2. Fungsi kontrol sosial
Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai
dan loyalitas terhadap tatanan tradisional masyarakat harus juga berfungsi
sebagai lembaga pelayanan sekolah untuk melakukan mekanisme kontrol sosial.
Durheim menjelaskan bahwa petididikan moral dapat dipergunakan untuk menahan
atau mengurangi sifat-sifat egoisme pada anak-anak menjadi pribadi yang
merupakan bagian masyarakat yang integral di mana anak harus memiliki kesadaran
dan tanggung jawab sosial. (Jeane H. Bellatine, 1983, p.8). Melalui pendidikan
semacam ini individu mengadopsi nilai-nilai sosial dan melakukan interaksi
nilai-niiai tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
Sekolah berfungsi untuk mempersatukan nilai-nilai dan
pandangan hidup etnik yang beraneka ragam menjadi satu pandangan yang dapat
diterima seluruh etnik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sekolah berfungsi
sebagai alat pemersatu dan segala aliran dan pandangan hidup yang dianut oleh
para siswa. Sebagai contoh sekolah di Indonesia, sekolah harus menanamkan
nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan negara Indonesia kepada
anak-anak di sekolah.
3. Fungsi pelestarian budaya masyarakat.
Fungsi sekolah berkaitan dengan
konservasi nilai-nilai budaya daerah ini ada dua fungsi sekolah yaitu pertama
sekolah digunakan sebagai salah satu lembaga masyarakat untuk mempertahankan
nilai-nilai tradisional masyarakat dari suatu masyarakat pada suatu daerah
tertentu umpama sekolah di Jawa Tengah, digunakan untuk mempertahankan
nilai-nilai budaya Jawa Tengah, sekolah di Jawa Barat untuk mempertahankan
nilai-nilai budaya Sunda, sekolah di Sumatera Barat untuk mempertahankan
nilai-nilai budaya Minangkabau dan sebagainya dan kedua sekolah mempunyai tugas
untuk mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa dengan mempersatukan nilai-nilai
yang ada yang beragam demi kepentingan nasional.
Untuk memenuhi dua tuntutan itu maka perlu disusun kurikulum yang baku yang berlaku untuk semua daerah dan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi dan nilai-nilai daerah tertentu. Oleh karena itu sekolah harus menanamkan nilai-nilai yang dapat menjadikan anak itu menjadi yang mencintai daerahnya dan mencintai bangsa dan tanah airnya.
Untuk memenuhi dua tuntutan itu maka perlu disusun kurikulum yang baku yang berlaku untuk semua daerah dan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi dan nilai-nilai daerah tertentu. Oleh karena itu sekolah harus menanamkan nilai-nilai yang dapat menjadikan anak itu menjadi yang mencintai daerahnya dan mencintai bangsa dan tanah airnya.
4. Fungsi seleksi, latihan dan pengembangan tenaga kerja.
Jika kita amati apa yang terjadi dalam masyarakat
dalam rangka menyiapkan tenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, maka di sana
akan terjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan, latihan untuk suatu jabatan dan
pengembangan tenaga kerja tertentu. Proses seleksi ini terjadi di segala bidang
baik mau masuk sekolah maupun mau masuk pada jabatan tertentu. Untuk masuk
sekolah tertentu harus mengikuti ujian tertentu, untuk masuk suatu jabatan
tertentu harus mengikuti testing kecakapan tertentu. Sekolah sebagai lembaga
yang berfungsi untuk latihan dan pengembangan tenaga kerja mempunyai dua hal.
Pertama sekolah digunakan untuk menyiapkan tenaga kera profesional dalam bidang
spesialisasi tertentu. Untuk memenuhi ini berbagai bidang studi dibuka untuk
menyiapkan tenaga ahli dan terampil dan berkemampuan yang tinggi dalam
bidangnya. Kedua dapat digunakan untuk memotivasi para pekerja agar memiliki
tanggung jawab terhadap kanier dan pekerjaan yang dipangkunya.
5. Fungsi pendidikan dan perubahan sosial.
Pendidikan mempunyai fungsi untuk mengadakan perubahan
sosial mempunyai fungsi :
1. melakukan reproduksi budaya,
1. melakukan reproduksi budaya,
2. difusi budaya,
3. mengembangkan analisis kultural terhadap
kelembagaan-kelembagaan tradisional,
4. melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional,
5. melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi
tradisional yang telah ketinggalan.
4. melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional,
5. melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi
tradisional yang telah ketinggalan.
Sekolah berfungsi sebagai reproduksi budaya
menempatkan sekolah sebagai pusat penelitian dan pengembangan. Fungsi semacam
ini merupakan fungsi pada perguruan tinggi. Pada sekolah-sekolah yang lebih
rendah, fungsi ini tidak setinggi pada tingkat pendidikan tinggi.
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka meningkatkan kemampuan analisis kritis berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia. Pendidikan dalam era abad modern telah berhasil menciptakan generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan. Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan dan kebiasaan berlindung pada orang lain, terutama pada mereka yang berkuasa. Pendidikan ini terutama diarahkan untuk mempenoleh kemerdekaan politik, sosial dan ekonomi, seperti yang diajukan oleh Paulo Friere. Dalam banyak negara terutama negara-negara yang sudah maju, pendidikan orang dewasa telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga masalah kemampuan kritis ini telah berlangsung dengan sangat intensif. Pendidikan semacam itu telah berhasil membuka mata masyarakat terutama didaerah pedesaan dalam penerapan teknologi maju dan penyebaran penemuan baru lainnya.
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka meningkatkan kemampuan analisis kritis berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia. Pendidikan dalam era abad modern telah berhasil menciptakan generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan. Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan dan kebiasaan berlindung pada orang lain, terutama pada mereka yang berkuasa. Pendidikan ini terutama diarahkan untuk mempenoleh kemerdekaan politik, sosial dan ekonomi, seperti yang diajukan oleh Paulo Friere. Dalam banyak negara terutama negara-negara yang sudah maju, pendidikan orang dewasa telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga masalah kemampuan kritis ini telah berlangsung dengan sangat intensif. Pendidikan semacam itu telah berhasil membuka mata masyarakat terutama didaerah pedesaan dalam penerapan teknologi maju dan penyebaran penemuan baru lainnya.
6. Fungsi Sekolah dalam Masyarakat
Di muka telah dibicarakan tentang adanya tiga bentuk
pendidikan yaitu
pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut juga sekolah. Oleh karena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang juga menyelenggarakan pendidikan.
pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut juga sekolah. Oleh karena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang juga menyelenggarakan pendidikan.
Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu :
1. sebagai partner masyarakat dan
2. sebagai penghasil tenaga kerja.
1. sebagai partner masyarakat dan
2. sebagai penghasil tenaga kerja.
Sekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang di dalam lingkungan masyarakat.
Fungsi sekolah sebagai partner masyarakat akan
dipengaruhi pula oleh sedikit banyaknya serta fungsional tidaknya pendayagunaan
sumber-sumber belajar di masyarakat. Kekayaan sumber belajar dalam masyarakat
seperti adanya orang-orang sumber, perpustakaan, museum, surat kabar, majalah
dan sebagainya dapat digunakan oleh sekolah dalam menunaikan fungsi pendidikan.
Satu perbedaan yang sangat mendasar
antara pendidikan dalam masyarakat sederhana dengan masyarakat modern adalah
pergeseran dari kebutuhan individu untuk mempelajari sesuatu yang disetujui
oleh setiap orang untuk kelangsungan hidupnya baik masa sekarang maupun masa
akan datang.
Semakin besar pengetahuan dan
kompleks keterampilan yang akan dipelajari maka semakin lama waktu diperlukan
untuk kelangsungan kehidupan bermasyarakat.
Tugas pendidikan dalam masyarakat
adalah membangkitkan rasa ingin tahu intelektual, yaitu perhatian terhadap
pengetahuan yang terpisah dari aplikasi praktisnya. Hal ini sangatlah tidah
mudah, karena diperlukan sikap, disiplin dan intelektual yang tidak bersifat
pragmatis, instant dan serba cepat.
Dengan adanya perbandingan
pendidikan dalam masyarakat ini dieperolah perbandingan yang lebih seimbang
kritis mengenai sisstem pendidikan kita. Jelas, bahwa dalam pendidikan tidak
bias memindahkan praktek-praktek yang komplek kedalam kebudayaan yang lebih
komplek dan besar dan mengharapkan akan hasil. Sebaliknya sukses masyarakat
sederhana dalam mengurus aspek-aspek tertentu dalam mendorong pendidikannya,
akan mendorong kita untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan kita seperti
masalah mengintegrasikan anak-anak kedalam komunitas kedalam lingkungannya dan
membangkitkan minat, motivasi serta perhatian siswa selama masa pendidikan
merupakan permasalahan-permasalahan yang perlu dicarai solusinya dengan
prespektif dan optimisme yang lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar